Benar, kita tak saliing memiliki. Semua terjadi seperti mimpi. Semua
(mungkin) hanya ilusi. Kita terjebak situasi, dan terlalu percaya bahwa
cinta telah hadir di tengah-tengah kita, mengisi sudut-sudut hati yang
sempat dingin. Aku menganggap segalanya hanya permainan, yang suatu saat
akan berakhir. Entah dengan akhir yang kusukai atau kubenci. Tapi,
bisakah jemariku mengendalikan akhir dari permainan?? Atau aku pasrah
saja pada keinginanmu.. untuk melanjutkan atau mengakhiri segalanya.
Jika
semua hanya permainan, jika semua hanya berkaitan dengan yang instan,
tapi mengapa kau seperti memperhatikanku dengan perhatian yang
mendalam?? Apabila semua hanya ilusi, mengapa kau selalu datang dan
kembali kemari?? Apakah ada hal spesial yang membuatmu terus ingin
berlari ke arahku?? Tapi, mengenaskan juga jika sebenarnya hanya aku
yang memperlakukan semuanya dengan serius. Dan, ternyata kamu memang
sedang bermain-main, sedang meloncat dari satu hati ke hati lainnya.
Sungguh,
aku tak pernah percaya tentang cinta tanpa tatapan mata juga tanpa
genggaman tangan yang belum saling bersinggungan. Tapi, entah mengapa,
aku merasa takut kehilangan...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar